Pengertian
Blended Learning
Blended learning adalah istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yang
terdiri dari dua suku kata yaitu blended
dan learning. Blended berarti
campuran sedangkan learning berarti
pendekatan pembelajaran. Sedangkan menurut Harding, Kaczynski dan Wood, 2005, Blended learning merupakan pendekatan
pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tradisional tatap muka (face to face) dan pembelajaran jarak
jauh yang menggunakan sumber belajar online
dan beragam pilihan komunikasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa . Pelaksanaan
pendekatan ini memungkinkan penggunaan sumber belajar online, terutama yang berbasis web,
dengan tanpa meninggalkan kegiatan tatap muka.
Menurut Thorne (2003), blended learning adalah perpaduan dari:
teknologi multimedia, CD ROM video streaming, kelas virtual, voicemail, email
dan telefon conference, animasi teks online dan video-streaming. Semua
ini dikombinasi dengan bentuk tradisional pelatihan di kelas dan pelatihan
satu-satu. Blended learning menjadi
solusi yang paling tepat untuk proses pembelajaran yang sesuai tidak hanya
dengan kebutuhan pembelajaran akan tetapi juga gaya si pembelajar.
Menurut MacDonald
(2008), istilah blended learning
biasanya berasosiasi dengan memasukkan media online pada program pembelajaran, sementara pada saat yang sama
tetap memperhatikan perlunya mempertahankan kontak tatap muka dan pendekatan
tradisional yang lain untuk mendukung siswa. Istilah ini juga digunakan saat
media asynchronous seperti email, forums, blogs atau wikis digabungkan dengan
teknologi, teks atau audio sinkronus.
Bersin (2004)
menjelaskan bahwa blended learning
adalah kombinasi berbagai media pembelajaran yang berbeda (teknologi,
aktivitas, dan berbagai jenis peristiwa) untuk menciptakan program pembelajaran
yang optimum untuk audiens (siswa) yang spesifik. Istilah blended sendiri
berarti bahwa pembelajaran tradisional di dukung dengan format elektronik
yang lain. Program blended learning
menggunakan berbagai bentuk e-learning, mungkin digabungkan dengan pelatihan
yang terpusat pada instruktur dan format langsung lainnya.
Dengan pelaksanaan blended
learning ini, pembelajaran berlangsung lebih bermakna karena keragaman
sumber belajar yang mungkin diperoleh.
Jadi blended learning dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang memanfaatkan berbagai macam pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa blended learning adalah pembelajaran yang mengkombinasikan antara tatap muka (pembelajaran secara konvensional, dimana antara pebelajar dan pemelajar saling berinteraksi secara langsung, masing-masing dapat bertukar informasi mengenai bahan-bahan pegajaran), belajar mandiri (belajar dengan berbagai modul yang telah disediakan) serta belajar mandiri menggunakan faslitas teknologi computer dan komunikasi atau kita kenal dengan istilah online.
Penerapan blended learning tidak terjadi begitu saja. Tapi,terlebih dulu harus ada pertimbangan karakteristik tujuan pembelajaran yang ingin kita capai, aktifitas pembelajaran yang relevan serta memilih dan menentukan aktifitas mana yang relevan dengan konvensional dan aktifitas mana yang relevan untuk online learning
Jadi blended learning dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang memanfaatkan berbagai macam pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa blended learning adalah pembelajaran yang mengkombinasikan antara tatap muka (pembelajaran secara konvensional, dimana antara pebelajar dan pemelajar saling berinteraksi secara langsung, masing-masing dapat bertukar informasi mengenai bahan-bahan pegajaran), belajar mandiri (belajar dengan berbagai modul yang telah disediakan) serta belajar mandiri menggunakan faslitas teknologi computer dan komunikasi atau kita kenal dengan istilah online.
Penerapan blended learning tidak terjadi begitu saja. Tapi,terlebih dulu harus ada pertimbangan karakteristik tujuan pembelajaran yang ingin kita capai, aktifitas pembelajaran yang relevan serta memilih dan menentukan aktifitas mana yang relevan dengan konvensional dan aktifitas mana yang relevan untuk online learning
Adapun
karakteristik dari blended learning
antara lain :
a.
Pembelajaran yang
menggabungkan berbagai cara penyampaian model pengajaran, gaya pembelajaran
serta berbagai media berbasis teknologi yang beragam.
b.
Sebagai sebuah
kombinasi pengajaran langsung (face to face),
belajar mandiri, dan belajar mandiri via online
c.
Pembelajaran yang
didukung oleh kombinasi efektif dari penyampaian, cara mengajar dan gaya
pembelajaran.
d.
Guru dan orang tua
peserta belajar memiliki peran yang sama penting, guru sebagai fasilitator, dan
orang tua sebagai pendukung.
Blended learning
dibutuhkan pada saat :
Ø
Proses belajar
mengajar tidak hanya tatap muka, namun menambah waktu pembelajaran dengan
memanfaatkan teknologi dunia maya.
Ø
Mempermudah dan
mempercepat proses komunikasi
Ø
Siswa dan pengajar
dapat diposisikan sebagai pihak yang belajar
Ø
Membantu proses
percepatan pengajaran
Perkembangan
teknologi informasi yang sangat pesat dewasa ini, khususnya perkembangan
internet turut mendorong berkembangnya konsep pembelajaran jarak jauh. Ciri
tekhnologi internet yang selalu dapat diakses kapan saja, dimana saja,
multiuser serta menawarkan segala kemudahannya telah menjadikan internet suatu
media yang sangat tepat bagi perkembangan pendidikan jarak jauh selanjutnya. Hal
ini lah mengapa untuk saat ini sistem pembelajaran secara blended learning masih sangat baik di terapkan di Indonesia agar
lebih dapat terkontrol secara tradisional juga.
Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning
Blended
learning lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional dengan
sistem tatap muka maupung dengan sistem e-learning
atau pembelajaran online. Tingkat
efektifitas tersebut ditunjang dengan kelebihan yang dimiliki oleh pembelajaran
dengan sistem pembauran (blended learning),
sebagai berikut:
- Penyampaian pembelajaran
dapat dilaksanakan kapan saja dan dimana saja dengan memanfaatkan sistem
jaringan internet.
- Peserta didik memiliki
keleluasan untuk mempelajari materi atau bahan ajar secara mandiri dengan
memanfaatkan bahan ajar yang tersimpan secara online.
- Kegiatan diskusi
berlangsung secara online/offline
dan berlangsung diluar jam pelajaran, kegiatan diskusi berlangsung baik
antara peserta didik dengan guru maupun antara antar peserta didik itu
sendiri.
- Pengajar dapat mengelola
dan mengontrol pembelajaran yang dilakukan siswa diluar jam pelajaran
peserta didik.
- Pengajar dapat meminta
kepada peserta didik untuk mengkaji materi pelajaran sebelum pembelajaran
tatap muka berlangsung dengan menyiapkan tugas-tugas pendukung.
- Target pencapaian
materi-materi ajar dapat dicapai sesaui dengan target yang ditetapkan
- Pembelajaran menjadi luwes
dan tidak kaku
Pembelajaran dengan konsep
kombinasi/pembauran selain memiliki kelebihan-kelebihan di atas juga memiliki kekurangan-kekurangan,
antara lain:
- Pengajar perlu memiliki
keterampilan dalam menyelenggarakan e-learning
- Pengajar perlu menyiapkan
waktu untuk mengembangkan dan mengelola pembelajaran sistem
e-learning, seperti mengembangkan materi, menyiapkan assesment, melakukan
penilaian, serta menjawab atau memberikan pernyataan pada forum yang
disampaikan oleh peserta didik.
- Pengajar perlu menyiapkan
referensi digital sebagai acuan peserta didik dan referensi digital yang
terintegrasi dengan pembelajaran tatap muka
- Tidak meratanya sarana dan
prasarana pendukung dan rendahnya pemahaman tentang teknologi.
- Diperluken strategi
pembelajaran oleh pengajar untuk memaksimalkan potensi blended learning.
Potensi penerapan pembelajaran
dengan sistem blended learning sangat
memungkinkan untuk dilaksanakan, ini seiring dengan berkembangan teknologi
informasi dan komunikasi bagi dari segi menjamurnya aplikasi pendukung juga
disertai dengan meratanya pemanfaatan teknologi tersebut bagi masyarakat,
sehingga kekurangan-kekurangan seperti yang disebutkan di atas dapat diatasi
dengan adanya kemauan yang besar dari pengajar.
Penerapan Blended
Learning Di Sekolah
Banyak alasan mengapa digunakan strategi
pembelajaran blended learning salah
satunya karena dengan penggunaan blended learning,
pembelajaran berlangsung lebih bermakna karena keragaman sumber belajar dan
media yang digunakan, selain itu pembelajar dapat menyesuaikan bentuk kombinasi
yang diinginkan dengan memperhatikan sisi dari pemelajar. Konsep blended learning saat ini lebih identik
dengan pemahaman akan pencampuran pembelajaran online learning dengan pembelajaran tatap muka.
Saat ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat pesat terlebih dengan adanya teknologi Internet. Banyak hal positif yang dapat diambil dari keunggulan dan kemampuan internet, salah satunya adalah dengan memanfaatkan internet dalam proses pembelajaran. Model-model pembelajaran dengan e-learning mulai dikembangkan karena penggunaannya tidak lepas dari peran internet. Secara utuh e-learning didefinisikan sebagai upaya menghubungkan pembelajaran dengan sumber belajarnya yang secara fisik terpisah atau bahkan saling berjauhan, namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi secara langsung dan tidak langsung. E-learning merupakan satu bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam bentuk digital melalui teknologi internet. Pembelajaran online (Online learning) merupakan bagian dari model pembelajaran e-learning. Dalam dunia pendidikan pemanfaatan online learning sebagai salah satu model pembelajaran bukanlah hal baru. Online learning memanfaatkan kemampuan dan keunggulan teknologi internet dalam kegiatan pembelajaran. Online learning sama seperti e-learning berusaha memecahkan masalah ruang dan waktu, dengan meniadakan keterbatasan jarak dan waktu di antara pembelajar. Menurut Carliner (1999) online learning adalah sebagai berikut Online learning as educational material that is presented on a computer. Dari definisi yang dikemukakan oleh Carliner online learning merupakan meteri pendidikan yang ditayangkan dengan memanfaatkan komputer. Online learning lebih menitikberatkan ke peserta didik untuk belajar mandiri, dengan fokus utamanya adalah pembelajar.
Saat ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat pesat terlebih dengan adanya teknologi Internet. Banyak hal positif yang dapat diambil dari keunggulan dan kemampuan internet, salah satunya adalah dengan memanfaatkan internet dalam proses pembelajaran. Model-model pembelajaran dengan e-learning mulai dikembangkan karena penggunaannya tidak lepas dari peran internet. Secara utuh e-learning didefinisikan sebagai upaya menghubungkan pembelajaran dengan sumber belajarnya yang secara fisik terpisah atau bahkan saling berjauhan, namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi secara langsung dan tidak langsung. E-learning merupakan satu bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam bentuk digital melalui teknologi internet. Pembelajaran online (Online learning) merupakan bagian dari model pembelajaran e-learning. Dalam dunia pendidikan pemanfaatan online learning sebagai salah satu model pembelajaran bukanlah hal baru. Online learning memanfaatkan kemampuan dan keunggulan teknologi internet dalam kegiatan pembelajaran. Online learning sama seperti e-learning berusaha memecahkan masalah ruang dan waktu, dengan meniadakan keterbatasan jarak dan waktu di antara pembelajar. Menurut Carliner (1999) online learning adalah sebagai berikut Online learning as educational material that is presented on a computer. Dari definisi yang dikemukakan oleh Carliner online learning merupakan meteri pendidikan yang ditayangkan dengan memanfaatkan komputer. Online learning lebih menitikberatkan ke peserta didik untuk belajar mandiri, dengan fokus utamanya adalah pembelajar.
Online learning mengakibatkan berkurangnya
interaksi antara pemelajar dan pembelajar bahkan hilangnya interaksi antara
peserta didik itu sendiri. Online learning lebih cocok untuk pembelajaran yang
lebih condong ke kognitif, tetapi untuk pembelajaran yang afektif dan
psikomotorik penggunaan online learning dirasa kurang cocok. Untuk mengatasi
kendala tersebut maka online learning dikombinasikan dengan pembelajaran tatap
muka dimana pemelajar dan pembelajar akan bertemu, itulah yang disebut dengan
blended learning atau pembelajaran campuran. Dengan dikombinasikan dengan tatap
muka maka akan timbul interaksi yang lebih intens antara pembelajar dan
pembelajar, dengan pembelajaran tatap muka belajar yang lebih condong ke sisi
afektif dan psikomotorik juga akan bisa dipelajari secara lebih baik.
Penerapan blended learning dalam proses pembelajaran tentu membutuhkan satu strategi pembelajaran yang baik, karena blended learning mengkombinasikan 2 model pembelajaran. Kemampuan dalam menyusun strategi pembelajaran merupakan modal utama dalam merencanakan kegiatan pembelajaran yang sistematis. Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, metode pembelajaran, media dan bahan pelajaran serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Penerapan blended learning dalam proses pembelajaran tentu membutuhkan satu strategi pembelajaran yang baik, karena blended learning mengkombinasikan 2 model pembelajaran. Kemampuan dalam menyusun strategi pembelajaran merupakan modal utama dalam merencanakan kegiatan pembelajaran yang sistematis. Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, metode pembelajaran, media dan bahan pelajaran serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Pengaruh Blended
Learning Dengan Motivasi Belajar Siswa Di Sekolah
Seperti kita ketahui belajar yang
bermakna adalah belajar yang memberikan arti bahwa dengan belajar maka hasil
yang akan dicapai oleh peserta didik dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Peserta didik sangat mengidam-idamkan belajar yang menyenangkan
dan tidak monoton. Perubahan zaman yang membuat seorang guru harus melakukan
inovasi dalam proses pembelajaran khususnya dalam strategi pebelajaran.
Pemanfaatan teknologi yang dirasakan saat ini harus benar-benar di manfaatkan
agar peserta didik mampu bersaing dengan peserta didik dari negara lain.
Kita sebagai guru sangat
menginginkan peserta didik yang kita bina mampu bertahan dan menjadi petarung
yang tangguh di dunia. Mereka jangan sampai kalah saing dengan peserta didik
dari luar negeri. Untuk itu perlu kita bekali peserta didik dengan kemajuan
teknologi yang semakin hari semakin sangat berarti peggunaannya dalam kehidupan
sehari-hari. Kita tidak ingin peserta didik bangsa ini menjadi gagap teknologi
atau biasa dikenal dengan istilah gaptek.
Seperti yang dikemukakan oleh Gagne (1984)
Belajar yang efektif mempunyai kriteria sebagai berikut:
(1)
melibatkan pembelajaran dalam proses belajar;
(2)
mendorong munculnya keterampilan untuk belajar mandiri (learn how to learn);
(3)
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pembelajar;
(4)
memberi motivasi untuk belajar lebih lanjut.
Pembelajaran
yang efektif adalah pembelajaran yang mampu memberikan arti kebermaknaan dalam
proses pembelajaran.
Seperti dijelaskan di atas bahwa blended learning merupakan strategi
pembelajaran yang menyenangkan. Peserta didik dapat meningkatkan potensi atau
hasil pembelajaran dengan maksimal dengan memanfaatkan teknologi yang
berkembang di jaman ini. Dengan strategi ini diharapkan peserta didik memiliki
motivasi yang kuat dalam melaksanakn proses pembelajaran.
Motivasi akan menyebabkan terjadinya
suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia. Sehingga akan terkait dengan
persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak
atau melakukan sesuatu. Dalam A.M. Sadirman (2005:75) motivasi belajar dapat
juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi
tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak
suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu.
Pengertian belajar menurut Morgan,
megatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam
tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Moh. Surya (1981:32) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan.
Jadi motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar diri peserta
didik dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi
tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu tercapai.
Blended
learning dapat dijadikan sebagai penggerak yang datang dari luar yang mampu
memberikan suasana yang menyenangkan dalam belajar dan mampu memberikan hasil
belajar yang maksimal melalui media internet sebagai sumber dan alat belajar
yang dapat digunakan dimanapun peserta didik berada. Peserta didik tidak hanya
belajar secara monoton harus memperhatikan guru di dalam kelas namun peserta
didik dapat melakukan pembelajaran dimanapun dia berada, kapanpun dia mau dan
dengan mudah peserta didik dapat mengakses materi-materi pembelajaran melalui
internet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar